P a k a r S p e s i a l i s P e n y a k i t T O R C H




juanda-brosur.jpg
Ir. H. A. Juanda
P a k a r S p e s i a l i s P e n y a k i t T O R C H
BERKHIDMAT UNTUK KEBAHAGIAAN BANYAK ORANG
Kebahagiaan dan rasa syukur memenuhi batin Pak Juanda setiap kali ia mendapat telepon dari pasien-pasiennya. Ia ikut merasakan kegembiraan manakala sepasang suami istri mengabarkan kelahiran buah hatinya. Bisa dibayangkan, mereka yang sulit hamil atau gagal hamil, setelah berobat pada Pak Juanda, mampu memperoleh ketururan. Berangkat dari pengalamannya yang pahit saat berjuang memperoleh keturunan, membuat Pak Juanda terpacu dan penuh semangat menjalani profesi mulia dengan menekuni pengobatan penyakit TORCH. Sebagai pakar yang handal di bidangnya, ia terus melebarkan sayap ke berbagai propinsi Indonesia dalam berkhidmat untuk membahagiakan pasangan keluarga yang sulit dan gagal mendapat keturunan karena mengidap TORCH. “Saya menolong dengan izin Allah,” tegas Pak Juanda yang senantiasa menganjurkan pasien-pasiennya berdoa dan berzikir untuk memperoleh Ridho ALLAH memiliki keturunan.
Empat kali Nugrahani mengalami keguguran. Wanita asal Jawa Barat ini ternyata menderita toxoplasma, virus perusak janin. Tak terhitung sudah berapa dokter yang di datangi untuk berobat, namun tak seorang dokter pun mampu menyembuhkan. Kegigihan serta niat yang kuat, membuat H. Juanda akhirnya berhasil meracik suatu ramuan dari berbagai tumbuhan. Racikan itu ternyata ampuh mematikan virus toxoplasma. Terbukti, setelah meminum beberapa kali, akhirnya Nugrahani terbebas dari toxo dan dapat melahirkan tiga putri.
Rupanya tak hanya toxo, Aquatreat Therapy, demikian nama populer obat yang telah dihakpatenkan itu, juga mujarab mematikan virus lain, seperti Herpes, CMV, dan Rubella. Dengan ramuan itu, H. Juanda telah berhasil menyembuhkan ratusan pasien. Kalau saja Nugrahani, istri Ir. H. Juanda, tidak pernah menderita penyakit toxo, mungkin pria yang bergelar Insinyur peternakan ini tidak akan menemukan Aquatreat Therapy, cairan mujarab yang dapat menanggulangi penyakit toxo, rubella, CMV, dan herpes (TORCH).
Ceritanya berawal pada kegagalan kehamilan Nugrahani. Sudah empat kali hamil, namun selalu saja keguguran. Rasa penasaran mendorong H. Juanda untuk mengetahui penyebabnya. Langkah pertama yang dilakukan oleh Ny. Nugrahani adalah melakukan tes darah di laboratorium. Dari situlah diketahui, ternyata Ny. Nugrahani ternyata mengidap virus toxo. Angka IgG (inveksi toxoplasma) -nya tergolong tinggi, mencapai 1:3200 UI/ml. Itulah yang menyebabkan guru SMP ini selalu mengalami keguguran.
DOKTER SUDAH ANGKAT TANGAN
Pasangan ini sempat cemas, karena tak satu dokter pun yang dapat menyembuhkan penyakit toxo. Padahal, entah sudah berapa biaya dokter yang telah dikeluarkan. Seperti pasangan suami-istri pada umumnya, H. Juanda beserta istrinya tiap kali diselimuti perasaan sedih membayangkan mereka tidak akan memiliki keturunan. Bertahun-tahun rasa sepi menyelimuti pasangan ini, sebab tidak juga ada suara tangisan bayi menyertai kehidupan mereka. Ny. Nugrahani, dengan kenyataan yang ia alami, merasa amat terpukul. Apalagi tiap kali mengingat vonis dokter, dirinya akan selalu keguguran apabila virus ganas itu tetap bercokol di dalam tubuhnya. Kalau pun melahirkan, bayinya tidak akan selamat atau lahir dalam keadaan cacat. Untungnya H. Juanda tidak putas asa. Sebagai umat beragama, ia yakin jika Allah SWT memberikan penyakit , Allah pulalah yang akan memberikan penawarnya. Setiap hari H. Juanda selalu bangun tengah malam untuk sholat tahajud. Ia berharap, kiranya Yang Maha Pengasih akan memberikan petunjuk guna memperoleh obat yang ampuh ketika itu, sebagai insinyur yang bekerja di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, H. Juanda setiap hari bersentuhan dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Sampai suatu hari, ia paham sifat masing-masing tumbuhan serta khasiat yang dikandungnya. Pengetahuannya seputar khasiat tumbuh-tumbuhan semakin diyakininya ketika suatu malam H. Juanda bermimpi. Dalam mimpinya, ia mendapat ilham diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa membuat obat yang dapat menyembuhkan istrinya. Obat itu menggunakan delapan jenis tumbuhan yang kemudian diolah oleh H. Juanda. Berbagai dedaunan itu dicuci, dirajang lalu
direbus. Rebusan inilah yang kemudian diminum oleh Ny. Nugrahani. Sebelum diminum, H. Juanda berdoa , ia berharap kiranya ramuan yang diolah itu dapat benar-benar menyembuhkan penyakit istrinya.
Setiap hari dengan telaten H. Juanda menyiapkan ramuannya, kemudian memberikan satu gelas air rebusan itu kepada istrinya. Setelah tiga bulan Ny. Nugrahani meminum racikan itu, H. Juanda penasaran untuk mengetahui hasilnya. Ia memeriksakan istrinya ke laboratorium. H. Juanda ingin tahu, apakah ramuannya itu memberi khasiat? Di luar dugaan, hasil tes darah ternyata amat menggembirakan hatinya. Dari yang semula 1:3200 IU/ml menjadi 1:1000 IU/ml.”Saya hampir tak percaya dengan hasil lab itu,” ujar H. Juanda mengenang. Agar benar-benar sembuh, H. Juanda menyarankan istrinya agar meneruskan minum ramuan hasil olahannya. Tiga bulan berikutnya, H. Juanda kembali membawa istrinya ke laboratorium.
Apa yang diharapkan oleh pasangan ini, benar-benar menjadi kenyataan. Ny. Nugrahani sudah terbebas dari toxo. Namun karena keluarga H. Juanda belum yakin benar akan kebenaran hasil lab itu, mereka masih mendatangi lab yang lain, untuk lebih memastikan apakah virus toxo dalam diri Ny. Nugrahani memang sudah benar-benar lenyap. Ternyata hasilnya mutlak, toxonya negatif. “Betapa bahagianya kami ketika itu,” kata H. Juanda.
MELAHIRKAN ANAK YANG SEHAT
Dengan kemajuan kesehatan yang makin baik, selanjutnya pasangan ini melakukan program kehamilan. Alhamdullilah, Ny. Nugrahani tidak perlu menunggu lama, bulan berikutnya, wanita asal Jawa Barat ini telah berbadan dua. Selama kehamilannya, bisa dikatakan ia tidak mengalami gangguan yang berarti. Anak pertama mereka, Amalia Andani lahir 13 Desember 1995.
Semenjak itu keberhasilan H. Juanda mengobati sang istri, tersiar dari mulut ke mulut. Banyak di antara teman-teman H.Juanda yang kemudian ingin mencoba ramuan buatan H. Juanda yang berkhasiat itu. Dengan senang hati, pria kelahiran Bogor 15 Nopember 1963, ini memberikan kepada siapa saja yang membutuhkan. “Kepada setiap orang saya katakan, saya ini hanya sebagai pengantar, Allah jualah yang memberikan kesembuhan,” kata pria yang menunaikan rukun haji tahun 2002 ini merendah. Ternyata setiap teman atau tetangga yang meminum racikan itu, berhasil sembuh dari toxo-nya, dan dapat memiliki keturunan.
Sekitar tahun 1997, ada sekitar 12 pasang suami-isteri yang akhirnya terbebas dari penyakit toxo. dan kemudian memiliki keturunan yang telah lama didambakan. Dua tahun berselang, Ny. Nugrahani kembali melahirkan. Anak keduanya lahir pada 15 Agustus 1997. H. Juanda menamai puteri keduanya ini Kurniasari Andini. Disusul dengan Noviasari Liani, yang lahir pada 16 November 1999. Merasa yakin, obat racikannya ampuh menanggulangi penyakit toxo, H. Juanda kemudian memperkenalkan obat cairnya itu dengan nama Aquatreat Therapy. Semakin hari Aquatreat Therapy semakin dikenal oleh banyak orang.
Dengan penemuan yang sangat mujarab ini, Ir H. A Juanda berkomitmen akan membantu menyembuhkan penderita penyakit TORCH. Yang ada dalam pikirannya adalah, kewajiban moral untuk membantu masyarakat yang memang bernasib sama dengan dirinya. Sifatnya yang bersahaja, membuat dirinya disenangi oleh banyak orang, termasuk para paseiennya. Tak dapat dielakkan, semakin hari pasiennya bertambah banyak. Pusat pengobatannya pun makin berkembang luas sampai ke kawasan Jawa Bali, Sumatra dan Kalimantan.
AQUATREAT THERAPY SUDAH DIPATENKAN
Keberhasilan keluarga H. Juanda memiliki momongan tiga orang puteri yang sehat, cantik dan lucu, membuktikan betapa racikan yang diramu oleh H. Juanda memang benar ampuh. Hal inilah yang kemudian mendorong H. Juanda untuk mendaftarkan temuannya itu ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk mendapatkan hak paten. Aquatreat Therapy ini pernah diuji oleh Dr. Frans Suyatna, Ketua Pelaksana Toksikologi Bagian Farmakologi Universtias Indonesia. Meski baru sebatas pengujian tentang ada tidaknya racun dalam ramuan tersebut, ini sudah merupakan suatu kemajuan. Apalagi terbukti zat ini tidak mengandung racun.
Dengan keberhasilannya menyembuhkan ratusan pasien pengidap TORCH , tidak berarti H. Juanda tahu persis kandungan ilmiah apa yang terdapat di dalam racikannya itu. “Terus terang saya terbuka kalau ada pihak yang ingin menelitinya,” katanya bersemangat. Aquatreat Therapy tidak diragukan lagi sebagai obat penyembuh TORCH.
Kendati demikian kepada setiap pasien yang datang H. Juanda tetap tidak mau gegabah memberikan obatnya. Pasien diharuskan uji darah dulu di laboratorium. Setiap pasien yang datang, diharuskan menunjukkan hasil uji lab. Khususnya yang berkaitan dengan TORCH. Hal ini untuk memastikan apakah yang bersangkutan memang benar mengidap virus TORCH, sekaligus memperjelas sudah seberapa parah keadaan virus dalam tubuh seseorang. Dengan membawa hasil lab, H. Juanda dapat mengetahui secara pasti keadaan pasiennya. Setelah itu ia baru menganjurkan mengonsumsi Aquatret Therapy. Cairan berwarna kekuningan ini harus diminum setiap pagi dalam keadaan perut masih kosong.
Biasanya setelah Aquatreat Therapy diminum selama tiga bulan, selanjutnya H. Juanda mewajibkan pasiennya untuk kembali kontrol ke lab. “Yang sudah-sudah sih, kadar virusnya mulai berkurang, bahkan ada yang sudah hilang sama sekali. Semua itu tergantung pada kadar virus toxo yang bersarang pada tubuh seseorang. Kalau virusnya masih ada, Aquatreat Therapy masih terus dilanjutkan hingga beberapa bulan lagi.” Jelas pria yang mendapat penghargaan dari dunia pendidikan berupa pemberian gelar Profesor Doktor Honoris Causa dari Northern Global California University, di Amerika .
Untuk lebih memastikan apakah seseorang sudah benar-benar bebas dari virus yang selama ini bercokol dalam tubuhnya, H. Juanda menganjurkan periksa lab untuk yang ketiga kalinya. Beberapa pasien ada yang baru sembuh total setelah enam bulan mengonsumsi Aquatreat Therapy.
Setelah hasil lab negatif, atau paling tidak virusnya sudah banyak berkurang, khusus bagi wanita yang ingin hamil sudah diperbolehkan melakukan program hamil. Namun selama masa hamil, si ibu masih melanjutkan minum Aquatreat Therapy, hingga bayinya lahir. Selain itu, H. Juanda juga menganjurkan agar melakukan pemeriksaan secara teratur pada dokter kandungan untuk menjaga kesehatan kandungannya.
Keberhasilan H. Juanda menyembuhkan penyakit TORCH menyebakan dirinya mau tidak mau mempelajari lebih jauh seluk beluk mengenai penyakit TORCH. Menurut H. Juanda TORCH adalah singkatan dari toxo, rubella, cmv, dan herpes, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa atau parasit darah dan virus. Penyebab utama penyakit ini adalah hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, anjing, burung, tikus, kambing, sapi dan lainnya.
Cara penularannya kepada manusia melalui dua cara, yaitu aktif (didapat) dan pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista dan sista, sedangkan penularan secara pasif terjadi melalui plasenta dari ibu ke anak. Penularan secara aktif antara lain, makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista) misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia melalui jalur ini. Sebagai misal, makan sate setengah matang atau masakan lain yang dagingnya tidak
dimasak sempurna.
Makan makanan yang tercemar oosista dari feeses kucing yang menderita TORCH. Feeses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan. Bisa juga melalui tranfusi darah (trofozoid) tranplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka.
Hubungan seksual pria dan wanita yang mengidap TORCH bisa menular. Misalnya si pria terkena salah satu penyakit TORCH berhubungan seks dengan wanita (padahal si wanita sebelumnya tidak mengidap) maka ada kemungkinan si wanita nantinya akan terkena TORCH seperti yang diderita oleh lawan jenisnya.
Plasenta. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH. Begitu pula dengan ASI. Air Susu Ibu ini juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH.
Lebih jauh dijelaskan oleh pria yang pernah mendapat penghargaan The Asean Most Dedicated Award tahun 2002, melalui keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit tersebut. Hal ini bisa terjadi apabila seseorang yang kebetulan kulitnya menempel ataupun lewat baju yang baru saja dipakai oleh penderita penyakit TORCH.
Waspada jika makan lalapan. Mereka yang biasa makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang dicuci kurang bersih, juga dapat terkena TORCH. Begitu pula jika makan tidak cuci tangan, mengonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tidak dalam keadaan tertutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih bebas.
Begitu pula melalui air liur, juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara penularannya hampir sama dengan penularan pada hubungan seksual.
Setelah oosista atau sista jaringan ditelan atau tertular pada manusia, nasib parasit akan ditentukan oleh keadaan kekebalan tubuh seseorang. Bila keadaan kekebalan tubuh seeseorang itu baik, maka parasit di dalam sel akan mati.
Pada orang yang tidak mempunyai kekebalan tubuh atau kekebalan tubuh sangat rendah, maka parasit di dalam sel akan berkembang dengan cepat sehingga sel rusak. Bila sudah demikian maka banyak ditemukan kerusakan sel dengan parasit di sekitarnya dan reaksi radang. Pada keadaan seperti ini timbul gejala klinis. Gejala klinis untuk penyakit yang disebabkan oleh virus ini khususnya pada manusia tidak menciri (nonspesifik) khusus untuk toxo dan rubella. Namun untuk CMV dan herpes biasanya akan gampang dilihat maupun dirasakan karena akan terasa seperti sakit kepala yang berlangsung terus-menerus, mata kabur, tidak bisa melihat, tubuh benjol-benjol dan lain-lain.
Berbeda dengan toxo, gejala klinisnya hampir tidak nampak. Biasanya masa inkubasi toxo adalah 2-3 minggu. Gejala yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya. Yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa di leher belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit di otot dan lesu. Gejala ini bisanya sembuh secara spontan.
PEMERIKSAAN ANTIBODY
Gejala klinis tidak menciri, maka deteksi toxoplasmosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan antibody di dalam darah. Adanya antibody IgM dalam darah penderita, menandakan infeksi akut, sedangkan adanya antibody IgG menandakan infeksi kronis. Pada orang yang pernah menderita toxoplasmosis IgG dapat berada di dalam darah seumur hidup dalam kadar rendah. Infeksi ulang ditandai dengan adanya kenaikan kadar IgG pada pemeriksaan ulangan 2-3 minggu kemudian.
Infeksi dapat terjadi pada segala umur dan tidak membedakan jenis kelamin. Infeksi pada kehamilan yang sangat awal dapat menyebabkan abortus dan bayi meninggal dalam kandungan. Infeksi selama usia kehamilan, trisemester I dapat menyebabkan kelainan yang berat pada bayi, karena pada saat itu sedang berlangsung proses pembentukan alat-alat tubuh (proses organogenesis).
Kelainan bawaan yang terjadi dapat berupa hidrocepalus, mikrocepalus, pengapuran otak, gangguan syaraf seperti kejang-kejang, gangguan refleks, retardasi mental, gangguan penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan dan radang hati. Bila infeksi terjadi pada usia kehamilan setelah terjadi proses organogenesis (setelah trimester I) gejala klinis yang ditimbulkan lebih ringan.
Semakin tua usia kehamilan semakin besar angka prosentase terserang toxoplasmosis. Sedangkan semakin muda bayi terinfeksi toxoplasmosis gondii, makin berat manifestasi klinisnya. Lebih jauh dipaparkan, bahwa resiko transmisi congenital meningkat dengan meningkatnya usia kehamilan, rata-rata infeksi pada trimester pertama 17% meningkat menjadi 65% pada trimester ketiga, namun dampak kelainan pada bayi yang terinfeksi pada umur tua bersifat lebih ringan.
Pada toxoplasmosis kronis dapat terjadi gejala klinis berupa korioretinitis yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan, sakit kepala, bahkan lumpuh separo tubuh. Pada infeksi kronis sista akan menetap di jaringan. Tetapi bila sistem kekebalan mengalami penurunan, maka akan terjadi reaktivasi dari sista. Terjadinya reaktivasi toxoplasma gondii sangat tinggi kemungkinannya pada mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh secara berat. Seperti pada penderita AIDS, penderita kanker, penderita cangkok jaringan dan penderita penyakit yang mendapatkan pengobatan imunosupresif.
LEBIH DEKAT DENGAN H. A. JUANDA
Anda, demikian panggilan akrab H. Anda Juanda ketika ia masih kanak-kanak. Pria ini dilahirkan di Desa Babakan, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor pada 15 Nopember 1963. Pria yang memiliki 13 orang saudara, namun tujuh di antaranya telah meninggal dunia dilahirkan dari pasangan ayah, (alm) Sahabi dan ibu, (alm) Hadijah. Sebagai seorang pedagang yang sukses, Sahabi cukup dikenal di desanya.
Pada tahun 1971, Anda mulai memasuki bangku sekolah di SD Negeri Jasinga. Ketika ia kelas 6 SD, Anda mengalami cobaan. Ibunda tercintanya meninggal dunia. Sebagai anak yang pandai mengaji, sepeninggal ibunya, Anda sering melakukan tirakat dan hidup prihatin. Anda sering pergi ke Mesjid untuk belajar tentang berbagai hal keagamaan dari para kyai yang ada di Jasinga.
Tamat dari SD, Anda hijrah ke Bogor, ia tinggal di rumah H. Dadang Hamdani, kakaknya. Di kota hujan inilah, Anda terdaftar sebagai murid SMP PGRI III Bogor. Semasa SMP Anda semakin tekun memperdalam bidang agama. Ia bercita-cita kelak setelah besar akan menjadi kyai. Tamat dari PGRI tahun 1981, Anda melanjutkan pendidikannya ke Jombang, Jawa Timur masuk di sekolah SNAKMA, Sekolah Peternakan Menengah Atas. Anda semakin hari semakin menunjukkan sikap kedewasaannya, dengan hidup prihatin dan tetap berguru kepada para kyai. Saat kelas II, cobaan kembali menerpa hidupnya. Ayahanda tercinta dipanggil Yang Kuasa. Sebelum Sahabi meninggal, ia sempat berpesan kepada H. Dadang, agar Anda tidak usah melanjutkan sekolah lagi jika kakaknya itu sudah tidak sanggup membiayai.
Sahabi maklum, biaya yang harus dikeluarkan H. Dadang untuk menyekolahkan Anda cukup besar, belum lagi ia sendiri harus menyekolahkan anak-anaknya. Namun kata-kata Sahabi, justru memicu H. Dadang untuk terus menyekolahkan adiknya.
Dukungan kakaknya untuk terus sekolah sampai tamat, membuat Anda semakin bersemangat. Keseriusannya sekolah membuahkan hasil. Pada 1984 Anda lulus dari SNAKMA. Berbekal ijazah kelulusannya itu, Anda memberanikan diri melamar pekerjaan di BUMN yang ada di Pekan Baru. Namun hanya sempat dua setengah tahun ia bertahan di Pekan Baru. Lama-kelamaan Anda merasa dirinya tidak akan berkembang jika terus-menerus bekerja di tempat itu, Anda akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.
Tidak berapa lama di kampung, ia sudah hijrah lagi ke Yogyakarta. Di sana ia melanjutkan sekolah di Akademi Brahma Putra hingga lulus sarjana muda pada tahun 1989. Suatu hari Anda berkenalan dengan Nugrahani, putri dari pasangan H. Adang Sukirman dan Hj. Sri Susanti. Ketika itu sang kekasih sudah bekerja sebagai guru SLTP di Bekasi. Tidak lama berkenalan, pada 1990 Anda melamar gadis asal Tasikmalaya ini.
Seperti pasangan suami istri pada umumnya, Anda pun ingin segera memiliki momongan. Namun apa yang terjadi, ternyata isterinya keguguran. Anda mulai diliputi kecemasan, sebab dalam waktu yang bersamaan, ia pun sedang menganggur. Untung akhirnya ia dapat bekerja meski ketika itu hanya sebagai tenaga sukarela dengan status honorer di Dinas Peternakan Bogor. Sampai akhirnya ia pun diangkat sebagai pegawai negeri. Meski pekerjaan tetap sudah diperoleh, namun pasangan ini belum juga dikaruniai momongan. Itulah yang selalu membuat hati Anda risau.
Namun pasangan ini seakan yakin, kalau suatu hari mereka akan memiliki keturunan. Mempunyai sedikit biaya, Anda terpikir untuk melanjutkan sekolah. Ia mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian UNBAR, Universitas Bandung Raya, mengambil jurusan Peternakan. Meski sibuk di kampus, ia terus berupaya mencari tahu penyebab isterinya yang sudah empat kali keguguran. Yang pada akhirnya Anda sendiri berhasil menemukan ramuannya. Kebahagiaan terus menyeruak keluarga ini, sebab pada tahun 1997 Anda berhasil meraih gelar insinyur.
BAHAYA TOXO AMAT MENGERIKAN
Bahaya yang disebabkan oleh penyakit toxo ini, memang luar biasa menakutkan. H. Juanda menyarankan agar kiranya masyarakat luas lebih hati-hati bila salah satu anggota keluarga mempunyai gelaja-gejala tersebut. Selain memberikan Aquatreat Therapy, H. Juanda juga kerap memberikan konsultasi seputar penyakit yang mengerikan ini Baik itu melalui kehadirannya di berbagai seminar, maupun dipaparkan dihadapan para pasiennya.
Selain dapat menyembuhkan penyakit toxo, H. Juanda juga mampu menolong para ibu yang sulit hamil, artinya bukan karena disebabkan oleh toxo, tetapi karena penyebab lain. Termasuk juga anak-anak penderita autisme, sulit bicara, dan sulit berjalan. Pada orang dewasa umumnya karena syaraf mata, syaraf otak, syaraf gerak, vertigo, mata kabur, radang tenggorokan, mudah letih dan lesu. Untuk penyakit tertentu pria yang sejak 1996 ini menekuni pengobatan alternatif kadang memadukan pengobatannya dengan cara memijat.
Dalam kurun waktu lima tahun saja, sudah lebih seribu pasang suami-isteri yang bermasalah dengan Toxo berhasil disembuhkan. Dari situlah diketahui bahwa penyakit gangguan kehamilan ternyata tidak saja toxoplasma, tetapi juga Rubella, CMV Herpes dan Clamedia. “Alhamdullilah dari pengalaman saya selama ini ternyata kesemuanya dapat disembuhkan dengan Aquatreat Therapy,” ungkap H. Juanda yang pada tahun 2000 memperoleh penghargaan Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten sebagai pengobat spesialis penyakit kandungan yang disebabbkan oleh TORCH.
Semakin tahun, nama H. Juanda semakin dikenal sampai ke luar pulau Jawa sebagai sosok pria yang mampu menyembuhkan penyakit TORCH. Pasiennya tidak hanya mereka yang berdomisili di Jakarta dan Bogor saja. Banyak juga yang datang dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Mengingat pasiennya tersebar di berbagai daerah, ada waktu-waktu tertentu H. Juanda datang ke Yogya, Surabaya, Bali, Padang,. Batam, Balik Papan untuk melayani pasiennya yang ada di sana. Lucunya, pernah suatu ketika ada pasien yang bersikeras ingin minum Aquatreat Therapy, kendati penyakitnya bukan termasuk dalam golongan TORCH. “Semula tidak saya berikan, tetapi karena terus memaksa, akhirnya saya berikan juga,” kata pria yang sosoknya bisa dilihat melalui acara `HARMONI` di TVRI Yogyakarta, dan dalam acara `Pengobatan Alternatif` yang disiarkan secara nasional di TVRI stasiun pusat di Jakarta.
Semenjak itulah diketahui, ternyata Aquatreat Therapy, juga bisa untuk mengobati penyakit radang lambung (maag), radang ginjal, batu ginjal, tipus, migran, rematik dan jantung. Hal ini telah ia buktikan lewat beberapa pasiennya yang telah berhasil sembuh.
Ada beberapa tips yang dapat menghindari seseorang dari penyakit TORCH yang amat membahayakan tersebut.
  1. Bila mengonsumsi daging seperti ayam, sapi, kambing kelinci, babi dan lain-lain harus dimasak secara benar agar oosista-oosista TORCH yang mungkin terbawa di dalam daging tersebut bisa mati.
  2. Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk mencegah infeksi yang masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat makan, minum dan alas tidur hewan piaraan harus selalu dicuci bersih.
  3. Hindari kontak kucing dengan hewan-hewan mamalia liar, seperti tikus,bajing, musang dan lainnya juga jenis reptilia kecil seperti cecak, kadal dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan perantara TORCH.
  4. Penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable (dibuang setelah dipakai)
  5. Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan.
  6. Bila sedang memegang daging, atau organ yang masih mentah hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut dan hidung. Peralatan dapur setelah itu sebaiknya dicuci dengan sabun.
  7. Bagi yang senang berkebun atau bekerja di kebun, sebaiknya menggunakan sarung tangan, serta selalu mencuci sayuran atau buah dengan bersih sebelum dimakan.
  8. Darah penderita seropositif tidak boleh ditranfusikan pada penderita yang menderita imunosupresif, demikian pula transplantasi organ pada penderita seronegatif harus dari orang dengan serogenatif TORCH.
  9. Pemberantasan terhadap lalat dan kecoa sebagai pembawa oosista perlu dilakukan
  10. Penggunaan desinfektan komersial yang ada ditoko-toko dapat berguna untuk membasmi oosista.
  11. Memeriksakan hewan piaraan secara kontinyu ke dokter hewan atau di poliklinik hewan agar hewan kesayangan selalu dalam keadaan sehat.


"LYSIEN MUKH"
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati